JENEWA, Dariacehcom – Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, sekitar 1,8 miliar atau hampir sepertiga (31%) orang dewasa di seluruh dunia rentan terkena penyakit karena kurangnya aktivitas fisik.
WHO sendiri merekomendasikan, setiap orang dewasa setidaknya meluangkan waktu 150 menit untuk melakukan aktivitas dengan intensitas sedang dan 75 menit aktivitas dengan intensitas tinggi dalam seminggu.
“Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan seseorang berisiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke, diabetes tipe 2, demensia, dan kanker seperti payudara dan usus besar,” kata Direktur Promosi Kesehatan WHO, Dr Rüdiger Krech dalam rilis media, (26/4/2024).
Studi tersebut dikuatkan oleh peneliti WHO yang dipublikasikan di jurnal The Lancet Global Health.
“Temuan baru ini menyoroti hilangnya peluang untuk mengurangi kanker dan penyakit jantung, serta meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan melalui peningkatan aktivitas fisik,” lanjutnya.
Hasil penelitian menemukan bahwa ketidakaktifan fisik tertinggi ditemukan di wilayah Asia Pasifik (48%), Asia Selatan (45%), negara-negara Barat (28%) dan 14% di Oseania.
Tedros menyebutkan, yang memprihatinkan adalah masih adanya kesenjangan antara gender dan usia.
Hal ini terbukti dari kurangnya aktivitas fisik masih lebih umum terjadi di kalangan perempuan dibandingkan laki-laki, dengan tingkat ketidakaktifan sebesar 34% berbanding 29%.
“Di beberapa negara, perbedaan itu malah mencapai 20 persen,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Tedros, orang berusia di atas 60 tahun kurang aktif dibandingkan orang dewasa lainnya, sehingga penting mendorong aktivitas fisik bagi orang lanjut usia.
Dia mengatakan, kekurangan aktivitas fisik merupakan ancaman terhadap kesehatan global, dan berkontribusi signifikan terhadap beban penyakit kronis.
“Kita perlu menemukan cara inovatif untuk memotivasi masyarakat agar lebih aktif, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, lingkungan, dan latar belakang budaya,” sebut Rüdiger.
Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mendorong pemerintah di negara-negara dunia untuk memperbarui komitmen dalam meningkatkan aktivitas fisik dan memprioritaskan tindakan berani, “termasuk memperkuat kebijakan dan meningkatkan pendanaan untuk membalikkan tren yang mengkhawatirkan ini.” harapnya. /*