DARIACEH: Universitas Syiah Kuala (USK) Selasa (28/12/2021) kemarin kembali mengukuhkan enam guru besar (profesor) dari berbagai disipilin ilmu. Kini jumlah profesor USK menjadi 103 orang. Terbanyak di Fakultas Teknik, yakni 15 profesor.
Sepanjang tahun 2021 saja, USK telah mengukuhkan 27 guru besar.
Berikut profil para profesor yang dikukuhkan dalam Sidang Terbuka Senat USK itu, dikutip dari laman resmi USK:
Baca juga: Herman Fithra
1. Prof. Dr. Nurdin, M.Si
Prof. Nurdin adalah dosen kimia organik di Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Alam USK.
Ia menyelesaikan pendidikan sarjana kimia di USK tahun 1989. Sedangkan pendidikan program pascasarjana ia tempuh di Universitas Padjajaran (U.N.P.A.D) Bandung dan tamat tahun 1998. Selanjutnya ia mengambil Program Doktor Jurusan Kimia di University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, selesai tahun 2007.
Ia meneliti tentang kimia bahan alam. Beberapa contoh kegunaan dari penelitian kimia bahan alam adalah memiliki kegunaan sebagai anti mikro organisme (mikrobial), anti jamur, dan anti virus.
2. Prof. Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur, BC
Prof. Alfiansyah merupakan dosen di Jurusan Teknik Sipil USK. Saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni USK.
Pendidikan tingkat sarjana ia selesaikan di USK tahun 1989. Lalu ia berkesempatan melanjutkan pendidikan ke Jepang dan menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Takushima, selesai tahun 1998.
Baca juga: Pendapat Media Inggris, Times Tentang Watak Orang Aceh
Meneliti Tumbuhan Kopi Arabika
Konsentrasi ia adalah hidrologi, pelabuhan, drainase perkotaan, irigasi dan pengembangan sumber daya air. Tidak hanya itu, ia juga pernah meneliti kehilangan intersepsi (kemampuan pohon menahan air hujan, lalu diuapkan kembali) pada perkebunan kopi Arabika dan kelapa sawit.
Hasil penelitian Prof. Alfiansyah menemukan bahwa kopi Arabika mengintersepsi 76% air hujan tahunan dan memberikan hasil air 24%, sehingga sangat layak dipertimbangkan bila ingin mengkonversi hutan menjadi perkebunan kopi Arabika di daerah aliran sungai.
Apalagi sungai yang menjadi kebutuhan air domestik.
3. Prof. Dr. Ir. Mariana, M.Si
Prof. Mariana memperoleh gelar B.Eng dari USK tahun 1992. Selanjutnya menempuh pendidikan program magister di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1997. Sedangkan gelar doktor ia peroleh dari Material Science and Chemical Engineering, Shizuoka University, Jepang tahun 2004.
Ia adalah dosen Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, USK sejak tahun 1993.
Minat penelitiannya meliputi proses pemisahan padat-cair-gas. Terbukti, Prof. Mariana pernah meneliti perawatan gas buang dari insinerator menggunakan sistem scrubber kering dan basah.
4. Prof. Dr. Nyak Amir, S.Pd., M.Pd.
Prof. Nyak Amir menyelesaikan studi S1 di Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, FKIP, USK tahun 1997.
Tahun 1999 ia resmi menjadi dosen di almamaternya itu. Nyak Amir lalu berkesempatan mengikuti kuliah magister hingga doktor di Program Pascasarjana Pendidikan Olahraga, Universitas Surabaya. Pendidikan doktornya selesai tahun 2004.
Ia meneliti tentang pentingnya pendidikan fisik dan olahraga sebagai instrumen peningkatan kualitas hidup.
5. Prof. Dr. dr. Herlina Dimiati, Sp.A (K)
Prof. Herlina adalah seorang dokter spesiais anak dan dosen Fakultas Kedokteran USK. Ia menyelesaikan pendidikan profesi kedokteran umum di USK tahun 1992.
Selanjutnya ia menempuh pendidikan spesialis anak di Universitas Sumatera Utara pada tahun 2002. Prof. Herlina juga berhasil lulus menjadi konsultan kardiologi anak tahun 2008 dari Universitas Indonesia/R.S. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Sedangkan pendidikan doktor ia selesaikan di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta dan selesai tahun 2016.
Prof. Herlina pernah menjadi Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2014. Tidak hanya itu, sejak tahun 2015, ia juga ikutserta sebagai salah satu personil Pokja Tim Skrinning Bayi Baru Lahir Provinsi Aceh.
6. Prof. Dr. dr. Syahrul, Sp.S (K)
Prof. Syahrul merupakan mantan Direktur RSU Zainoel Abidin periode 2012-2014. Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur RSUD Meuraxa, Banda Aceh.
Prof. Syahrul mendapat gelar Dokter (dr.) dari Universitas Andalas, Sumatera Barat tahun 1988. Kemudian mengikuti program pelatihan recidency medis di bidang Neurologi di Universitas Indonesia dari tahun 1993-1997.
Tahun 2010, ia mendapatkan penghargaan Konsultan Stroke (Sp.S-K) dari Collegium Neurologis Indonesia. Prof. Syahrul juga lulus Program Doktor Ilmu Kedokteran UGM dengan predikat cum laude kehormatan tahun 2013.
Karirnya berawal sebagai staf pengajar di Fakultas Kedokteran USK, hingga terpilih menjadi Dekan selama dua periode, yaitu dari tahun 2004-2008 dan 2008-2012.
Selama kepemimpinannya pula, Keperawatan dan Kedokteran Gigi USK resmi berdiri di bawah Fakultas Kedokteran. Kini, kedua disiplin ilmu itu telah mandiri sebagai fakultas.